STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERBASIS EKONOMI KREATIF DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
(Studi pada UMKM di Kecamatan Karangampel)
DOI:
https://doi.org/10.55656/kisj.v7i1.211Keywords:
Strategi Pengembangan Usaha UMKM, Ekonomi IslamAbstract
UMKM merupakan pengelompokkan antara usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Usaha mikro adalah sebuah usaha yang memiliki keuntungan dari usahanya sebesar Rp. 300.000.000, dan memiliki aset atau kekayaan bersih minimal sebanyak Rp. 50.000.000. Dalam hal ini pelaku UMKM di kecamatan Karangampel memiliki kriteria pada tingkat usaha mikro yang merupakan bidang kuliner yaitu produk dodol dan keripik melinjo yang menjadi oleh-oleh khas Karangampel. Dodol Karangampel merupakan salah satu makanan ringan khas Indramayu yang berasal dari Karangampel. Dodol ini dibuat dari bahan-bahan pilihan seperti beras ketan, gula aren, santan dan garam. Dimasak dengan menggunakan bahan bakar kayu sehingga menambah rasa khasnya. Ada dua jenis Dodol Karangampel yaitu Dodol Enom dan Dodol Tua, Dodol Enom dengan tekstur lembek, dimasak dengan waktu empat jam. Sedangkan Dodol Tua dengan tekstur kenyal, dimasak dengan waktu tujuh sampai delapan jam.Keripik melinjo merupakan salah satu bahan makanan ringan, selain bernilai gizi tinggi juga memiliki cita rasa yang banyak disukai masyarakat. Keripik melinjo merupakan makanan istimewa dalam pola makanan rakyat Indonesia. Berdasarkan kualifikasi tersebut dan didukung dengan perajinan yang intensifying dapat menjamin ketersediaan emping tanpa dipengaruhi oleh waktu sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi setiap saat. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang realtif tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Rendahnya produktifitas melinjo akibat dari budidaya usaha tani yang masih tradisional, sehingga berdampak rendahnya produksi dan tidak mampu mencukupi serta menjamin pasokan kebutuhan bahan baku. Kondisi ini mengakibatkan para pengusaha emping melinjo untuk mencukupi bahan baku mendatangkan dari luar kabupaten. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu, data yang mendekati dan mencirikan, serta dapat diamati dan dicatat. Tipe data ini bersifat non-numerik dan dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis data ini penting dalam menentukan frekuensi sifat atau karakteristik tertentu yang memungkinkan ahli statistik membentuk parameter dimana kumpulan data yang lebih besar dapat diamati. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT yakni, streangth (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities (peluang) dan threat (ancaman). Teknik analisis SWOT memiliki kekuatan terbesar karena dapat menjalankan evaluasi secara lebih kontras secara sistematis tentang situasi organisasi maupun daerah. Hasil dari kesimpulan ini adalah menganalisis SWOT tentang produk dodol Maun dan keripik Melinjo di kecamatan Karangampel. Dalam analisis ini ditemukan beberapa strategi pengembangannya dengan cara, mempertahankan kualitas produk. Meningkatkan mutu produk untuk menarik pembeli. Meningkatkan promosi. Mengoptimalkan kegiatan produksi dengan alat-alat yang modern. Memperbarui alat-alat produksi. Memperbaiki sistem manajemen. Meningkatkan mobilitas pemasaran. Bekerjasama dengan toko-toko ataupun membuka kembali gerai pemasaran. Menyetok bahan baku produksi. Melakukan pembaruan riset pemasaran secara berkelanjutan. Bekerja sama dengan konsumen untuk menarik konsumen baru (menjastipkan). Memperkuat penggunaan media internet untuk menambah konsumen baru.